WWF Sambut Kebijakan Baru Moratorium Deforestasi APRIL

WWF_Sambut_Kebijakan_Baru_Moratorium_Deforastasi_APRIL

Jakarta (Greeners) – World Wide Fund (WWF) Indonesia menyambut baik moratorium pembukaan hutan alam dan lahan gambut yang diumumkan pada Rabu (03/06/2015) oleh perusahaan konglomerat Pulp and Paper Asia Pacific Resources International Ltd (APRIL) sebagai bagian dari penyempurnaan Sustainable Forestry Management Policy (SFMP 2.0).

Chief Executive Officer (CEO) WWF-Indonesia, Dr. Efransjah mengatakan bahwa penguatan SFMP APRIL yang telah diumumkan secara publik tersebut merupakan tanggapan atas tuntutan untuk menghentikan deforestasi yang disuarakan oleh kelompok masyarakat sipil sejak lama.

“Kami (WWF) ya berharap kalau nantinya setelah pengumuman ini APRIL dapat mengimplementasikan komitmennya secara menyeluruh mengingat potensi dampak positifnya cukup besar bagi lingkungan hidup dan sosial,” ujarnya, Jakarta, Rabu (03/06).

Walau begitu, kata Efransjah, WWF juga masih cukup hati-hati dalam menanggapi implementasi dari komitmen APRIL ini secara penuh dan ketat. Namun, ia memastikan WWF akan terus memantau kemajuan implementasi SFMP 2.0 bersama pemangku kepentingan lainnya seperti dengan koalisi LSM, Eyes on the Forest.

Selain itu, Aditya Bayunanda, Forest Commodity Market Transformation Leader, WWF-Indonesia juga menyampaikan bahwa komitmen yang lebih diperkuat ini merupakan langkah maju dalam transformasi perusahaan ke arah produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Kami meminta APRIL untuk selalu menghargai hak tenurial masyarakat adat dan secara serius terus berupaya untuk menyelesaikan konflik sosial yang dihadapi seperti komitmen dalam SFMP 2.0, “ terang Adit.

Sebagai bagian dari Stakeholder Advisory Committee (SAC), terusnya lagi, WWF akan terus bekerjasama dengan anggota lainnya yang terdiri dari para pakar dan kelompok masyarakat sipil, mendukung dan memberi masukan kepada APRIL untuk memenuhi komitmennya dan menjalani proses transisi untuk menjadi produsen yang lebih bertanggung jawab.

“WWF juga akan mendorong APRIL untuk menambah perwakilan kelompok masyarakat sipil di dalam keanggotaan SAC dan melakukan kajian independen terhadap kemajuan implementasi SFMP 2.0. WWF meminta APRIL agar selalu memberikan respon dan melakukan tindak lanjut atas semua rekomendasi dan masukan dari SAC serta pemangku kepentingan kunci lainnya secara jelas dan transparan,” tandasnya.

Sebagai informasi, melalui kebijakan baru ini, APRIL berkomitmen untuk tidak melakukan penambahan areal baru, ijin ataupun pemasok kayu yang melanggar prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang terdapat dalam SFMP 2.0. Walau APRIL berkomitmen untuk tidak membuka atau mengeringkan lahan gambut yang masih berhutan, masih terdapat peluang pengembangan lahan gambut yang telah terdegradasi berdasarkan kajian dan rekomendasi dari pakar lahan gambut independen.

Kebijakan baru ini juga telah memasukkan komitmen perlindungan atas wilayah yang memilki nilai karbon tinggi/High Carbon Stock (HCS) mengacu kepada pendekatan HCS yang ditentukan oleh HCSApproach Steering Group.

Penulis: Danny Kosasih

Sumber: http://www.greeners.co/berita/wwf-sambut-kebijakan-baru-moratorium-deforestasi-april/

LSM: Izin Batubara Seharusnya Ditutup Bukan Moratorium

Berita-Harian-LSM-Izin-Batubara-Seharusnya-Diutup-Bukan-Moratorium

Jakarta – Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menganggap rencana pemerintah yang akan melakukan moratorium terhadap pemberian izin baru bagi pertambangan batu bara dianggap sebagai langkah yang memang seharusnya terjadi sejak dahulu. Terlebih, alih-alih moratorium, pemerintah malah seharusnya memang menutup izin-izin baru terhadap batubara.

Koordinator Jatam, Hendrik Siregar kepada Greeners mengatakan bahwa moratorium yang direncanakan oleh pemerintah bukanlah solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada terkait perizinan batubara. Karena, katanya, moratorium itu hanya bersifat penundaan dan mungkin saja nanti akan bisa dibuka kembali dengan melihat rencana Presiden Joko Widodo yang sedang membangun proyek elektrifikasi dengan prioritasnya menggunakan batubara.

“Kalau saya lebih suka ngomongnya ya bukan moratorium, tapi memang sudah tidak perlu ada izin baru. lalu yang terpenting itu juga memberikan sanksi terhadap izin-izin yang terbukti melanggar Undang-Undang,” jelasnya saat dihubungi oleh Greeners melalui sambungan telepon, Jakarta, Rabu (03/06).

Selain itu, Manajer Kampanye Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Edo Rakhman juga menyangsikan kemampuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rencana moratorium batubara. Pasalnya, menurut Edo, pertama yang harus dilihat adalah domain dari KLHK dalam hal ini hanya pada penerbitan ijin pinjam pakai dan penilaian analisis dampak lingkungan jika itu wilayah konsesi lintas provinsi.

Sedangkan, lanjutnya, Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan izin usaha pertambangan (IUP) masih tetap berada di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pemerintah daerah atau Pemerintah Provinsi. Artinya, terang Edo lagi, peluang keluarnya ijin baru untuk batubara masih akan tetap ada.

“Sekarang gini, kalau KLHK melakukan moratorium untuk tahun 2015, itu berarti KLHK tidak akan menerbitkan ijin pinjam pakai kawasan hutan bagi pemohon ijin batubara dan tidak akan mengeluarkan ijin lingkungan jika kawasannya lintas provinsi. Nah, pertanyaannya bagaimana jika ijin batubara itu ada di atas kawasan Area Penggunaan Lain (APL) dan dalam satu provinsi, apakah bisa diintervensi oleh KLK?” katanya bertanya.

Apalagi, Edo meneruskan, rencana moratorium ini hanya akan dilakukan pada tahun 2015 dan belum tentu akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dengan pertimbangan bahwa kebijakan energi nasional Indonesia masih sangat bergantung pada batubara.

“Hingga 2025 nanti itu ketergantungan pada batubara sebesar 30 persen, dan 2050 sebesar 25 persen. Itu bisa dilihat di Undang-Undang pasal 9 huruf F PP 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional,” tandasnya.

Sebagai informasi, sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan untuk melakukan moratorium pemberian izin baru pertambangan batubara. Salah satu alasannya, kata dia, karena pertambangan batubara banyak memberi efek berbahaya bagi lingkungan.

Alasan lain adanya moratorium adalah karena harga batubara saat ini terus jatuh. Jika ada moratorium, ia yakin tidak akan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kata Siti, adanya kebijakan kewajiban membangun smelter yang tidak sepenuhnya mampu dilakukan oleh pengusaha batubara di Indonesia.

Penulis Danny Kosasih

Sumber: http://www.greeners.co/berita/lsm-izin-batubara-seharusnya-ditutup-bukan-moratorium/

Menyelamatkan Nyawa Dengan Drone Ambulans

Di Indonesia, penggunaan pesawat kendali dengan empat baling-baling atau drone masih sebatas hobi. Namun di Belanda, drone mulai dikembangkan untuk berbagai keperluan, termasuk diantaranya sebagai ambulans terbang.

Seorang mahasiswa lulusan Universitas Teknologi Delft bernama Alec Momont menciptakan Ambulance Drone untuk tujuan kemanusiaan. Dia berharap dengan adanya drone ini, kemungkinan untuk menyelamatkan nyawa seseorang bisa meningkat hingga 80 persen.

Let use drone for a good purpose, let use drone to save life“, ujar Alec seperti dikutip dari tayangan yang diunggah TU Delft dalam youtube dengan judul “Ambulance Drone”.

Jika menggunakan mobil ambulans biasa, rintangan seperti kemacetan lalu lintas dan kontur jalan menjadi penghambat untuk menyelamatkan nyawa seseorang dengan cepat. Drone ambulans ini menyelamatkan nyawa dengan menyingkat waktu antara panggilan darurat dan waktu bantuan tiba.

Bisa dikatakan bahwa drone ambulans semacam kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), namun dapat dilengkapi dengan perlengkapan medis yang dibutuhkan untuk prosedur penyelamatan nyawa seseorang.

Di dalam pesawat kendali ini, peralatan medis seperti alat pacu jantung (defibrillator), perlengkapancardiopulmonary resuscitation atau CPR dan obat-obatan dapat dibawa. Selain itu, drone ini juga dilengkapi dengan kamera dan alat komunikasi yang memungkinkan petugas medis untuk melihat situasi dan berkomunikasi dengan orang yang berada di dekat korban.

Menyelamatkan_Nyawa_Dengan_Drone_Ambulans_02

Sumber: http://www.greeners.co/ide-inovasi/menyelamatkan-nyawa-dengan-drone-ambulans/

Belanda Berencana Bangun Turbin Angin Sekaligus Apartemen

Ada pemandangan baru dari negeri Kincir Angin, Belanda. Berbeda dengan turbin angin konvensional, turbin angin yang berada di kota pelabuhan Rotterdam, The Dutch Windwheel adalah sebuah konsep untuk penanda lingkungan yang berkelanjutan. Turbin angin ini adalah sebuah apartemen, terdiri dari 72 unit apartemen dengan struktur rangka baja dan kaca, tanpa menghilangkan fungsi utamanya, sebuah turbin angin yang senyap dan tak bergerak.

Selain menangkap energi dari angin, struktur ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung air hujan, mendaur ulang air dan juga memproduksi biogas dari sampah organik yang dibuang oleh penghuninya.

Desain Apartemen Turbin Angin dikembangkan oleh sebuah konsorsium, terdiri dari perusahaan yang berbasis di Rotterdam: BLOC, Doepel Strijkers, Meysters dan NBTC Holland Marketing, bertujuan untuk membuat bangunan ini sebagai “sebuah penanda untuk Dutch Clean Technology yang dinamis dan menyediakan sebuah landasan untuk mendemonstrasikan kemampuan teknis dan inovasi teknologi”. Dalam prosesnya, desain ini merupakan sebuah pembaharuan terhadap kincir angin tradisional di Belanda.

Turbin angin ini dibentuk oleh dua cincin besar yang dibangun di atas fondasi di bawah tanah dan dikelilingi oleh air sehingga membuat struktur bangunan seperti mengapung di atas air. Cincin bagian luar terdiri dari 40 kabin dan memberikan pemandangan yang luar biasa ke arah Rotterdam. Sementara cincin bagian dalam terdapat ruang untuk 72 apartemen, 160 kamar hotel, fasilitas komersial dan sebuah restoran pada bagian atasnya.

Selain bentuknya, detail yang paling menarik adalah turbin yang mengisi cincin bagian dalam. Terdapat konverter elektrostatik energi angin (electrostatic wind energy converter – EWICON), sebuah teknologi yang dibuat oleh TU Delft yang “mengonversi energi angin melalui tabung rangka baja menjadi listrik tanpa bagian yang bergerak secara mekanis”.

Teknologi ini mampu meredam kebisingan suara turbin dan membuatnya lebih hening. Desain Windwheel ini juga dilengkapi dengan panel surya dan fasad klimatis untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam. Penggunaan air di bangunan ini juga diatur secara hati-hati, air hujan ditampung di atas struktur bangunan. Satu hal lagi yang membuatnya ramah lingkungan, Apartemen Turbin Angin ini mempunyai teknologi jaringan biogas. Sampah-sampah rumah tangga dari apartemen dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.

Ide_Belanda_Berencana_Bangun_Turbin_Angin_Sekaligus_Apartemen

Sumber: http://www.greeners.co/ide-inovasi/belanda-berencana-bangun-turbin-angin-sekaligus-apartemen/

Perbedaan Antara Biomassa dan Bahan Bakar Fosil  

Harga bahan bakar yang terus meroket di seluruh dunia telah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perlunya untuk menghemat bahan bakar. Tapi sekedar melakukan pengehematan bahan bakar saja tidak akan membuat masalah ini terselesaikan. Jika kita terus menggunakan bahan bakar fosil, bahkan dalam jumlah yang rendah, suatu saat bahan bakar fosil pasti akan lenyap dari muka bumi. Satu-satunya cara untuk membuat generasi di masa depan dapat menikmati dunia seperti yang sekarang ini (bahkan lebih baik) adalah dengan menemukan bentuk-bentuk energi baru. Energi biomassaBaca selebihnya »

Metode Produksi Energi Biomassa

Material terbarukan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik hidup atau mati, dikenal sebagai biomassa. Memang terdapat anggapan umum yang setiap kali mengacu pada biomassa, mereka berpikir mengenai material dari tanaman, tetapi sebenarnya material hewan dapat digunakan juga. Energi biomassa dapat diproduksi dengan melakukan berbagai prosedur. Metode produksi bervariasi dari satu dengan yang lain, dan mari kita lihat berbagai metode yang paling sering digunakan:Baca selebihnya »

Menghasilkan Energi Biomassa dari Residu Hutan  

Memproduksi energi dari bahan bakar fosil dan batubara membuat lingkungan kita menjadi sangat tercemar. Hal ini berbahaya bagi lingkungan dan dapat menimbulkan ancaman serius bagi keberadaan bumi kita. Tetapi memproduksi energi dari sumber-sumber lain seperti biomassa tidak akan memberikan efek buruk bagi lingkungan kita. Namun, hanya kurang dari 1% dari total energi yang diproduksi di dunia berasal dari Biomassa. Hal ini terutama karena dua kesalah pahaman serius yang sering terjadi terhadap energi biomassa.Baca selebihnya »

Memilih Kompor Biomassa

Harga BBM terus merangkak naik selama bertahun-tahun karena meningkatnya biaya pengeboran dan pengolahan minyak serta kondisi geopolitik, sehingga banyak orang dipaksa untuk mencari sumber daya alternatif untuk berbagai keperluan seperti memasak dan menghangatkan ruangan, dan kompor biomassa merupakan alternatif yang sangat baik. Ada kompor biomassa yang diproduksi khusus untuk pemanas ruangan atau memasak. Ada beberapa faktor yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilih kompor biomassa.Baca selebihnya »

Kompor Biomassa. Gaya Hidup Hijau di Rumah

Dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan kompor tradisional untuk tujuan pemanas ruangan telah menggantikan sistem pemanas modern terpusat secara signifikan. Kenaikan biaya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pemanas terpusat yang modern, yang diakibatkan oleh kenaikan harga bahan bakar fosil, telah membuat konsumen tersadar akan biaya yang mereka habiskan dalam pengoperasiannya. Karena itulah, konsumen sekarang banayk yang mencari solusi alternatif yang lebih murah.Baca selebihnya »